7 Tips Memotret Potret Orang saat Traveling
Saya ini orangnya pemalu. Walaupun sebetulnya sih malu-maluin. Memotret orang di tempat asing yang tak pernah saya kenal sebelumnya, itu mengerikan buat saya. Tapi disitulah letak tantangannya bro and sis!
Buat sebagian orang mungkin sepele. Tapi, buat yang masih malu-malu atau takut saat memotret orang ketika traveling, kalian tak sendiri! Karena ketika kita bisa menaklukan rasa takut itu; you will be rewarded with wonderful photograph.
Jadi, mari simak yuk sedikit tips dari saya.
1. Minta izin jika memungkinkan
Ini tantangan pertama, minta izin. Tak sesulit meminta izin calon mertua untuk mengambil anak gadisnya, kok. Untuk ini kita memang harus memberanikan diri sih. Kalau kita takut, biasanya kita akan mencoba memotret snapshot cepat tanpa mengganggu orang itu. Jadilah kita gambling dengan foto tersebut. Kalau bagus syukur, kalau kurang bagus yaa ini sih yang biasanya didapat.
Untuk itu tips kalau mau minta izin misalnya seperti ini:
- Senyum sedikit saja dan angkat kamera seakan-akan mau motret menurut pengalaman sih ya pasti udah diizinkan — kalau orangnya memang nggak keberatan difoto, malah dia pasti senyum balik ke kita — bahkan ketika orang tersebut bicara bahasa yang berbeda dengan kita. Inget senyum dikit aja ya, kalau kebanyakan nanti kamu disangka pedofil. Tapi lihat kondisi juga sih, kalau seperti di Lembah baliem papua; siap-siap saja terima invoice sehabis memotret senyum mereka. Untuk kondisi seperti itu, negosiasilah terlebih dahulu sebelum memotret.
- Ajak bicara terlebih dahulu tanpa kamera. Basa-basi seperti tanya apa yang sedang mereka lakukan, atau beritahu asal kamu dari mana, tanya sudah makan apa belum, tanya gimana mantan terakhirnya, tanya apa saja asal jangan posesif, yang penting bisa mencairkan suasana.
- Kalau kita beli sesuatu dari mereka, biasanya suasana langsung cair, Apalagi kalau kamu beli sama gerobak-gerobaknya.
- Memotret anak kecil, jika ada orang tuanya izinlah terlebih dahulu. Di Indonesia memang tak masalah, tapi ada beberapa negara yang sama sekali melarang memotret anak kecil.
- Santai saja kalau mereka menolak. Itu hak mereka kok, kalaupun mereka marah atau tidak suka, ya santai aja. Beri saja senyuman dan permisi. Masih banyak kesempatan motret dari jauh dengan lensa tele. *ditimpuk*
2. Be ready
Siap-siap kameranya sebelum mendekat. Maksudnya seperti settingan kamera, perlu pakai flash atau tidak, cek lagi itu memory dan batterai sudah masuk. Benar-benar tidak lucu kalau kita sudah melakukan pendekatan ke orang, eh ternyata baterai kamera tertinggal di hotel. Ibarat kita ketemu gadis manis yang suka sama kita, tapi kita lupa pake baju.
3. Be Human
Perlakukan subjek foto kalian sebaik yang kalian bisa. Mereka juga manusia — sama seperti kita. Jangan perlakukan mereka apa yang tidak ingin kita diperlakukan oleh orang lain.
Kalau saya sih, saya tidak pernah memotret dari jarak jauh atau memotret orang yang tak mau dipotret. Jika kamu berjanji untuk mengirim hasil fotonya kepada mereka, tepati janjimu jangan php terus. Jika kita tepati janji kita, maka fotografer berikutnya yang datang setelah kita pun akan diterima dengan senyum disana..
And don’t forget, sometimes it is best to just leave the camera behind and enjoy the ride.
4. Portrait or Enviromental Portrait?
Tergantung teman-teman sukanya yang mana. Mau memotret potrait yang di-isolasi wajahnya saja. Atau menambahkan elemen latar belakang si subjek. Untuk portrait saja mungkin butuh lensa 50 mm keatas, untuk environment biasanya di range 24-35 atau sesuai selera.
Saya sendiri lebih suka enviromental portrait dengan lensa 28 mm.
5. Jangan takut untuk mengarahkan ‘model’ kita
Nah kalau sudah dapat izin dari orangnnya, dan kamu merasa sepertinya posisi yang sekarang kurang nyaman, cobalah arahkan sedikit dengan sopan. Misalkan ada cahaya bocor di kiri, kamu geser dia ke kanan sedikit. Atau dia sedang memegang rokok tradisional yang sepertinya menarik jika ikut difoto, mintalah dia mengisapnya.
Kadang, mereka malah tak nyaman difoto jika kita arahkan. Untuk itu, cobalah arahkan sambil membuat mereka tertawa agar terasa nyaman.
6. Perhatikan cahaya
Jangan pakai flash internal kecuali kalian memotret orang di luar saat matahari terik siang hari. Karena kalau pakai flash siang hari justru memang membantu menerangkan wajah yang gelap, karena arah cahaya dari atas. Atau kalaupun harus pakai flash, gunakan off-camera flash dan trigger untuk memakai flash dari arah mana saja.
Sama seperti foto landscape, foto portrait juga butuh cahaya yang menarik seperti golden hour yang overrated itu. Untuk portrait, bahkan cuaca mendung pun jadi cuaca yang bagus. Coba saja.
7. Latihan!
Practices makes perfect. Orang ada dimana-mana, jadi selagi masih ada orang di dunia silakan saja berlatih. Atau bisa juga join tantangan 100 stranger — tantangan memotret seratus orang selama 100 hari. Jadi setiap harinya kita wajib berkenalan dengan strangers dan memotret mereka.
Menarik, bukan?
0 comments:
Post a Comment