Ini iphone pertama saya, dan sudah saya gunakan sejak pertama kali diluncurkan. Walaupun plastik, tapi terkesan solid dan tidak terkesan murahan seperti samsung S4 yang saya gunakan sebelumnya.

Warna birunya membuat saya jatuh hati, dan lebih memilih ini daripada iphone 5s yang terbuat dari alumunium.

Saya tak begitu peduli tentang jenis smartphone yang saya gunakan. Saya juga akui saya adalah pengguna produk Apple sejak 7 tahun lalu. Tapi, saya memang sangat peduli dengan kemampuan kamera yang dimiliki gadget tersebut.

Tak hanya kualitas foto, tapi juga seberapa responsif aplikasinya saat digunakan.

Satu hal yang membuat hasil photo iphone sangat kece adalah fitur HDR pada aplikasi kameranya. Sangat natural, tak terlihat seperti diretouch sama sekali. Dari shadow dan highlight terlihat sangat alami transisinya.

Iphone 5c punya focal length 33 mm dan aperture f/2.2. Tak berbeda jauh dengna focal length favorit saya yaitu 28 mm jika menggunakan kamera sungguhan. Focal length seperti ini memang sangat fleksibel jika kamera hanya punya lensa fixed. Cukup lebar untuk mengcapture landscape, dan cukup sempit juga untuk memotret orang jika kita mendekat.

Dengan kata lain, memang cocok untuk “everyday camera”

Dahulu kala sekitar tahun 2008 saya juga pernah menulis artikel ‘kamera hape? siapa takut?‘. Dan sekarang memang benar adanya; kita tak perlu kamera canggih untuk membuat foto bagus!